Halaman

Senin, 15 Agustus 2011

Laptopku sayang, laptopku malang

Ini sebuah cerita tentang perjuangan dan duka lara. Untuk itu, saya sarankan anda menyediakan tissue atau minimal kaos kaki bersih sebelum mulai menyimak pengalaman pribadi saya yang mengharubirukan perasaan ini....hehe

Cerita bermula dari sebuah tempat tidur kayu di kastil kediaman ortu saya *pliz jangan protes dulu, biarkan saya menikmati sugesti bahwa saya seorang putri bangsawan* hihi. Saya terbangun dari tidur siang yg ga terlalu lelap. Bukan karena ada kerikil kecil nyelip di antara kasur saya *saya ga sesensitif itu deh keanya*. Melainkan karena cuaca yg luarbiasa gerahnya *kastil ortu ga ada ac-nya...hiks*
Aneh...kaki saya kok menyentuh something hot eah? Apa Wu Chun yg bikin ngiler itu sedang tiduran di bawah jempol kaki saya? Sayang sekali, bukan. Ternyata itu laptop kesayangan saya *ga ada yg laen soalnya...hihi* yg tergeletak dengan suhu puluhan derajat Celcius persis di bawah telapak kaki sang putri.
"Panas amat. Habis dipake lama eah?", saya nanya ke suami saya yg hari itu datang buat jemput saya dan Arrel balik ke rumah.
"Iya", sahut suami saya kalem.
Sama sekali ga tercium aroma keapesan sampai kemudian Oom saya datang bareng 2 anaknya.

To be continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar