Halaman

Senin, 25 Juli 2011

Stop kekerasan pada anak

Mari kita lihat fakta2 berikut ini:

Apakah kesamaan kisah masa kecil para kriminal yg dipenjara seumur hidup atau yg dihukum mati?
Mereka sama2 sering dipukul dan disiksa oleh orangtuanya.

Bagaimana para pemerkosa, pembunuh berantai, pelaku pembantaian massal, penculik, pelaku teror, perampok, dan para penjahat dibesarkan?
Mereka dibesarkan dalam lingkungan yg penuh kekerasan (sering dicaci, dipukul, disiksa, dan selalu melihat aksi kekerasan di keluarganya, serta di lingkungan sekitarnya).

Apakah yang menyamakan para remaja yg terlibat dalam kenakalan remaja (perkelahian, pemalakan, dan penggunaan narkoba, dan alkohol) ?

Adakah kemiripan pengalaman masa kecil para suami yg sering memukul/menindas/menyiksa istri dan anaknya, atau para istri yg sering melakukan kekerasan terhadap istri dan anak2nya?
Mereka adalah korban kekerasan di dalam keluarga ketika masih kecil.

Bagaimana pengalaman beberapa pemimpin dunia yg tangannya berlumuran darah karena telah bertanggungjawab terhadap pembantaian ratusan ribu, bahkan jutaan umat manusia seperti Stallin, Pol Pot, dan Hitler?
Mereka sama2 mendapatkan siksaan fisik dan mental yg berkepanjangan dan secara bertubi2 dari orangtuanya.

(diambil dari buku MARI KITA AKHIRI KEKERASAN PADA ANAK oleh Ratna Megawangi, Edy Wiyono, dan Herien Puspitawati)

Silakan anda renungkan dan konklusikan sendiri pesan di dalamnya. Semoga kita semua tidak termasuk dalam kategori orangtua yg gemar melakukan kekerasan fisik dan mental pada buah hati kita :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar