Halaman

Selasa, 11 Oktober 2011

Kabut Asap

2-3 bulan terakhir wilayah Kasela mengalami serangan kabut asap yang lumayan mengganggu aktifitas dan kesehatan paru-paru makhluk hidup di wilayah ini. Saya ga tau apakah wilayah lain juga dilanda hal serupa. Yang jelas, fenomena ini menjengkelkan banget buat saya :(

Bagaimana ga kesal coba? Berangkat kerja terpaksa menghirup asap. Pulang kerja ga jauh beda. Katanya sih menghirup asap kea gitu sama aja dengan ngerokok 40 batang sehari. Amat sangat tidak sehat! Apalagi saya lagi hamil. Bahaya banget kan kalo my baby ikutan mengkonsumsi asap itu? Huh!
Tambahan lagi, kabut asap bikin hawa di Kasela jadi gerah luar biasa. Kipas angin ga berarti banyak dalam mengusir kepengapan itu. Kalo sudah kea gini, saya jadi inget hawa sejuk di kawasan Tawangmangu :(

Kenapa kabut asap bisa terjadi? Hemmm. . . Setau saya sih karena adanya pembakaran hutan dan lahan persawahan secara besar-besaran oleh para petani sebelum memulai musim tanam padi.
Kenapa harus dibakar?
Karena kalo mesti ditebang dan dibabat satu persatu itu jelas ga praktis banget. Jadi mereka mengambil jalan pintas yang memang terbukti praktis dan efisien, tapi membawa mudharat buat orang lain :(

Saya bisa apa? Menegur para petani dan pembakar hutan itu? Mau diacungin golok apa?hehe. Jadi satu2nya yang bisa saya lakukan adalah mengantisipasi efek negatif kabut asap dengan memakai masker, helm dan kacamata ke tempat kerja saya. Tak lupa pula berdoa semoga tiap malam hujan turun dan mengusir si asap dan si gerah dari Kasela-ku tercinta. Amien :)

#pray 4 my south borneo

2 komentar:

  1. Kira2 bisa nggak ya bilang ke petani itu, "Pak, boleh nggak saya bakar bapak?"

    BalasHapus
  2. Ummmm....kira2 sebelum niat itu terlaksana udah guenya yg duluan dijadiin tumbal oleh mereke pe -_-

    BalasHapus